Sabtu, 24 Juni 2017

Hakekat Manusia Menurut Karl Marx



Karl Heinrich Marx (lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818 – meninggal di London, Inggris, 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun) adalah seorang filsuf, tokoh sosiologi, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia.
Walaupun Marx menulis tentang banyak hal semasa hidupnya, ia paling terkenal atas analisisnya terhadap sejarah, terutama mengenai pertentangan kelas, yang dapat diringkas sebagai "Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah pertentangan kelas", sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka dari Manifesto Komunis.

Watak Manusia
Marx melontarkan ide bahwa manusia adalah Quo manusia entitas yang dapat dikenali dan diketahui, bahwa manusia dapat didefinisikan sebagai manusia bukan hanya secara biologis, anatomis, dan fisik tetapi juga secara psikologis. Ada dua hasrat dalam diri manusia menurut Marx yakni dorongan konstan atau tetap seperti lapar, nafsu seksual yang merupakan bagian integral dalam watak manusia, dan dorongan yang relatif yang merupakan bagian integral dalam watak manusia tetapi berasal dari struktur sosial. Manusia benar-benar berubah sepanjang sejarah, mengembangkan dirinya, dia adalah produk sejarah. Sejarah adalah sejarah perwujudan diri manusia. keseluruhan dari apa yang disebut sejarah tidak lain adalah penciptaan manusia oleh tenaga buruh, dan terciptanya alam bagi manusia.  oleh karenanya manusia memiliki bukti yang tidak dapat disangkal atau penciptaan dirinya atas asal-usulnya.

Aktivitas Diri Manusia
Bagi Marx manusia akan hidup hanya jika ia produktif, menguasai dirinya dengan tindakan untuk mengkspresikan kekuasaan manusiawinya yang khusus. Ekspresi diri manusia ini teraktualisasi dalam kerja. Yang menjadi titik awal bagi  analisis Marx ialah teori ekonomi klasik yaitu teori nilai kerja. Dalam mengekspresikan dirinya dibutuhkan kemerdekan dan kebebasan. Kemerdekaan dan kebebasan baginya didasarkan pada perilaku menciptakan diri. Seorang manusia tidak akan merdeka jika ia tidak menjadi majikan bagi dirinya sendiri, dan dia hanya dapat menjadi majikan bagi dirinya sendiri ketika meminjamkan eksistensinya untuk dirinya sendiri.
Buruh adalah sebuah proses dimana manusia dan alam berpartisipasi dan dimana manusia  dengan kehendak sendiri memulai, mengatur dan mengendalikan hubungan material antara dirinya dengan alam. Manusia mempertentangkan dirinya dengan alam sebagai salah satu kekuatannya sendiri yang menggerakkan tangan dan kaki, kepala dan tangan, kekuatan alam dari tubuhnya dalam rangka mengakprosi produksi alam dalam bentuk yang sesuai dengan keinginannya sendiri.

Konsep Sosialis Marx
Dalam konsepnya terhadap sosialis, Marx mengatakan bahwa individu berpartisipasi secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan.  Sosialisme bagi Marx adalah sebuah masyarakat yang memberi ruang bagi aktualisasi esensi manusia, dengan cara mengatasi alienasinya, sebuah masyarakat yang melayani kebutuhan manusia. Sosialisme tidak kurang dari menciptakan kondisi-kondisi untuk mencapai manusia yang benar-benar bebas, rasional, aktif dan independen. Visi Marx didasarkan atas keyakinannya pada manusia, pada  potensialitas   esensi manusia yang nyata dan berkembang dalam sejarah. Dia menganggap sosialisme sebagai syarat kebebasan dan kreativitas manusia bukan sekedar dengan sendirinya menjadi tujuan hidup manusia. Sosialisme itu anti otoriter, sejauh berkenaan dengan gereja dan negara, sehingga sosialisme pada akhirnya bertujuan untuk melenyapkan negara dan kemudian membangun sebuah masyarakat yang tersusun atas individu-individu yang saling bekerja sama secara suka rela. Tujuan ini merupakan tujuan rekonstruksi masyarakat.

Konsep Humanisme Marx
Dehumanisme Dalam Produksi Kapitalis
            Dehumanisme manusia dalam produksi kapitalis Marx menyebutnya alienasi atau keterasingan. Buruh bekerja bagi kekuatan asing, bagi pemilik modal. Sehingga dari sini dapat dilihat bahwa  pekerjaannya adalah kerja paksa. Oleh karena itu buruh baru kerasan di luar pekerjaan dan dalam pekerjaan ia merasa di luar dirinya. Ia pada dirinya sendiri apabila ia tidak berkerja dan apabila ia berkerja ia tidak pada dirinya sendiri.  Sekaligus hubungannya dengan manusia lain diracuni, ia bertemu dengannya bukan sebagai rekan manusia melainkan sebagai pemilik modal, jadi sebagai penghisap atau sebagai buruh jadi sebagai saingan tempat kerjanya. Demikian pekerjaan di bawah komando modal menghasilkan keterasingan manusia dari hakekatnya. Kekuatan-kekuatan hakekat manusia yang diobjektifkan melalui pekerjaan melepaskan diri dan berdiri sendiri, mereka sekarang merupakan kekuatan yang berhadapan dengan manusia dan memperbudaknya. Manusia terpisah dari kemungkinan untuk merealisasikan hakekatnya sendiri.

Masyarakat Yang Teremansipasi
Manusia adalah makluk spesies, tidak saja karena secara praktik dan teoretis ia menjadikan spesies baik sebagai obyeknya sendiri maupun obyek-obyek makluk lain sebagai obyeknya tapi juga karena ia memperlakukan dirinya sendiri sebagai makluk universal dan karenanya ia adalah makluk yang bebas.
Keseluruhan kosep Marx tentang perwujudan diri manusia dapat sepenuhnya dipahami hanya dalam kaitannya dengan konsepnya tentang kerja. Buruh adalah suatu proses di mana manusia dan alam berpartisipasi, dan di mana manusia dengan kehendak sendiri memulai, mengatur dan mengendalikan hubungan material antara dirinya dengan alam. Buruh adalah tindakan manusia, sebuah ungkapan kekuasaan fisik dan mental individual. Dalam proses aktivitas yang asli ini, manusia mengembangkan dirinya, menjadi dirinya, pekerjaan bukan alat untuk mencapai tujuan produk, tetapi tujuan itu sendiri ungkapan esensi manusia yang bermakna.
Marx yang selalu menyangkal bahwa  teorinya mengandaikan penilaian-penilaian tertentu ternyata beropersi atas dasar penilaian-penilaian moral tertentu, kelihatan juga di mana ia mencoba memuaskan bagaimana bentuk sosial yang tidak terasing itu. Emansipasi manusia dipahami sebagai perealisasian diri yang menyeluruh dan bebas dari segala heteronomi. Dalam masyarakat komunis tidak ada pelukis, melainkan paling-paling manusia yang antara lain juga melukis.

  DAFTAR PUSTAKA
 Terrel Carver (Ed), The Cambridge Companion To Marx, (Amerika : Cambridge university Press, 1991)
Frans Magis Suseno, Pemikiran Karl Marx, Dari Sosialisme Utopis Ke Perselisihan Revisionisme, (Jakarta: Gramedia Pustaka utama, 2001 )
Erich From, Marx’s Concept of Man (Konsep Manusia Menurut Marx), Agung Prihantoro (penerj), (yogyakarta:Pustaka pelajar, 2002
Mikhael newman,  Sosialisme Abad 21: Jalan Alternatif  Bagi Neoliberalisme, (Yogyakarta, Nailil Printika, 2006
F. budi Hardiman, Filsafat Modern (dari MArchiaveli sampai Nietzsche),(Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar